Hutan Pinus Pengger dan Bukit Panguk sebagai Sudut Lain Wisatawan dalam Menikmati Keindahan Yogyakarta

Dikarenakan telah menetap selama periode waktu tertentu,
saya sering memperoleh kunjungan oleh teman-teman dari luar kota. Bahkan,
mereka mempercayakan saya untuk menjadi pemandu wisata selama mereka berada di
Yogyakarta. Beberapa waktu yang lalu, saya memperoleh kesempatan untuk
mengantarkan beberapa teman saya yang melakukan kunjungan ke daerah istimewa
ini. Setelah melakukan beberapa pertimbangan, baik itu dari faktor waktu dan
jarak tempuh, kami memutuskan untuk melakukan kunjungan ke destinasi Bukit
Panguk dan Hutan Pinus Pengger. Kedua destinasi tersebut merupakan destinasi
yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Sehingga saya cukup antusias dalam
melakukan perjalanan singkat ini.
Kami berangkat pada pukul 4 pagi. Hal tersebut disebabkan
karena kami ingin memperoleh golden
sunrise saat berada di Bukit Panguk. Setelah menempuh perjalanan kurang
lebih 1 jam, kami disambut oleh kabut tebal dari atas bukit. Saat itu, kondisi
di atas Bukit Panguk sudah ramai oleh pengunjung yang lain. Namun cukup
disayangkan saat kami gagal memperoleh golden
sunrise karena kabut menghalangi fenomena matahari terbit dari sudut timur
bukit. Ketiadaan golden sunrise lantas
tidak membuat kami patah semangat. Udara sejuk disertai dengan pemandangan alam
yang memikat dari atas Bukit Panguk membuat kami memutuskan untuk mengabadikan
beberapa gambar. Bahkan, dengan biaya retribusi sebesar 15.000 rupiah per motor,
kami cukup puas dengan fenomena alam yang ditawarkan di Bukit Panguk ini. Setelah
menikmati destinasi selama kurang lebih 2 jam, kami kemudian beranjak ke
destinasi selanjutnya, yaitu Hutan Pinus Pengger.
Hutan Pinus Pengger terletak berdekatan dengan beberapa
destinasi alam lainnya. Kami cukup menempuh perjalanan selama 15 menit untuk
kemudian tiba di destinasi ini. Saat itu, kawasan Hutan Pinus Pengger cukup
lenggang. Wisatawan yang berkunjungpun dapat dihitung melalui hitungan jari.
Hal tersebut disebabkan karena destinasi ini tergolong destinasi yang baru di
kawasan Yogyakarta. Destinasi ini menawarkan atraksi wisata berupa rumah pohon
dengan bentuk-bentuk menarik disertai dengan pemandangan kota Yogyakarta dari
atas bukit. Di samping rumah pohon, para pengunjung akan menemukan sarang
burung unik yang berukuran cukup besar dan dapat digunakan pengunjung untuk
mengabadikan gambar. Biaya retribusi masuknya sama dengan biaya retribusi di
Bukit Panguk. Cukup dengan membayarkan sejumlah 15.000 rupiah setiap motornya,
pengunjung sudah dapat menikmati seluruh atraksi wisata yang ditawarkan di
destinasi. Setelah menikmati destinasi selama kurang lebih 1 jam setengah, kami
memutuskan untuk kembali ke kota.
Tidak ada yang lebih menyenangkan selain melakukan
perjalanan ke destinasi wisata yang belum pernah dikunjungi sebelumnya.
Antusias yang tinggi oleh para penikmat wisata saat tiba di destinasi akan
terasa lebih sempurna bila dilengkapi dengan kehadiran orang-orang yang ia
harapkan ada. Walaupun dalam durasi yang singkat dengan jarak tempuh yang cukup
dekat, perjalanan akan terasa lebih berharga ketika kita mau menghargai momen
dan menikmati setiap hal kecil yang terdapat di sekitar kita. Yogyakarta,
selalu memiliki seribu alasan bagi para wisatawan untuk kembali pulang.
Comments
Post a Comment