Hutan Pinus Pengger dan Bukit Panguk sebagai Sudut Lain Wisatawan dalam Menikmati Keindahan Yogyakarta


Yogyakarta, menjadi rumah untuk saya pergi dan kembali. Telah menjadi kota pilihan saya sejak 3 tahun yang lalu untuk menimba ilmu di tingkat yang lebih tinggi lagi. Yogyakarta dikenal dengan kekayaan alam dan budayanya. Keberadaan dari destinasi wisata alam maupun budaya yang beragam mampu menarik atensi dari wisatawan untuk singgah dan berkunjung kesini. Selama kurang lebih 3 tahun tinggal di daerah ini, saya cukup sering melakukan perjalanan singkat di beberapa destinasi terkenal di kawasan Yogyakarta. Baik itu destinasi alam berupa pantai, gunung, bukit, air terjung maupun destinasi budaya seperti Keraton Yogyakarta, Museum Benteng Vredeburg, Museum Sonobudoyo, Taman Sari dan lain sebagainya. Namun, di antara semuanya itu, destinasi alam memang selalu menjadi pilihan terfavorit saya untuk menghabiskan waktu.
Dikarenakan telah menetap selama periode waktu tertentu, saya sering memperoleh kunjungan oleh teman-teman dari luar kota. Bahkan, mereka mempercayakan saya untuk menjadi pemandu wisata selama mereka berada di Yogyakarta. Beberapa waktu yang lalu, saya memperoleh kesempatan untuk mengantarkan beberapa teman saya yang melakukan kunjungan ke daerah istimewa ini. Setelah melakukan beberapa pertimbangan, baik itu dari faktor waktu dan jarak tempuh, kami memutuskan untuk melakukan kunjungan ke destinasi Bukit Panguk dan Hutan Pinus Pengger. Kedua destinasi tersebut merupakan destinasi yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Sehingga saya cukup antusias dalam melakukan perjalanan singkat ini.
Kami berangkat pada pukul 4 pagi. Hal tersebut disebabkan karena kami ingin memperoleh golden sunrise saat berada di Bukit Panguk. Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1 jam, kami disambut oleh kabut tebal dari atas bukit. Saat itu, kondisi di atas Bukit Panguk sudah ramai oleh pengunjung yang lain. Namun cukup disayangkan saat kami gagal memperoleh golden sunrise karena kabut menghalangi fenomena matahari terbit dari sudut timur bukit. Ketiadaan golden sunrise lantas tidak membuat kami patah semangat. Udara sejuk disertai dengan pemandangan alam yang memikat dari atas Bukit Panguk membuat kami memutuskan untuk mengabadikan beberapa gambar. Bahkan, dengan biaya retribusi sebesar 15.000 rupiah per motor, kami cukup puas dengan fenomena alam yang ditawarkan di Bukit Panguk ini. Setelah menikmati destinasi selama kurang lebih 2 jam, kami kemudian beranjak ke destinasi selanjutnya, yaitu Hutan Pinus Pengger.
Hutan Pinus Pengger terletak berdekatan dengan beberapa destinasi alam lainnya. Kami cukup menempuh perjalanan selama 15 menit untuk kemudian tiba di destinasi ini. Saat itu, kawasan Hutan Pinus Pengger cukup lenggang. Wisatawan yang berkunjungpun dapat dihitung melalui hitungan jari. Hal tersebut disebabkan karena destinasi ini tergolong destinasi yang baru di kawasan Yogyakarta. Destinasi ini menawarkan atraksi wisata berupa rumah pohon dengan bentuk-bentuk menarik disertai dengan pemandangan kota Yogyakarta dari atas bukit. Di samping rumah pohon, para pengunjung akan menemukan sarang burung unik yang berukuran cukup besar dan dapat digunakan pengunjung untuk mengabadikan gambar. Biaya retribusi masuknya sama dengan biaya retribusi di Bukit Panguk. Cukup dengan membayarkan sejumlah 15.000 rupiah setiap motornya, pengunjung sudah dapat menikmati seluruh atraksi wisata yang ditawarkan di destinasi. Setelah menikmati destinasi selama kurang lebih 1 jam setengah, kami memutuskan untuk kembali ke kota.
Tidak ada yang lebih menyenangkan selain melakukan perjalanan ke destinasi wisata yang belum pernah dikunjungi sebelumnya. Antusias yang tinggi oleh para penikmat wisata saat tiba di destinasi akan terasa lebih sempurna bila dilengkapi dengan kehadiran orang-orang yang ia harapkan ada. Walaupun dalam durasi yang singkat dengan jarak tempuh yang cukup dekat, perjalanan akan terasa lebih berharga ketika kita mau menghargai momen dan menikmati setiap hal kecil yang terdapat di sekitar kita. Yogyakarta, selalu memiliki seribu alasan bagi para wisatawan untuk kembali pulang.

Comments

POPULER

Kisah tentang Kerang Ajaib (Cerita Fiksi)

Menikmati Senja di Pantai Watu Kodok

Bromo Tengger Semeru, Deretan Keindahan Alam yang Memikat Hati

Rindu, Bawa Saya Kembali!