Ada banyak hal dalam hidup yang mampu membuat semua orang menciptakan definisi kebahagiaan, menurut mereka masing-masing. Saya tidak pernah menyangka, bahwa definisi bahagia menurut saya akan lahir secepat ini. Duduk di tepi pantai, bercakap-cakap sembari menanti matahari tenggelam di ujung barat, bersama orang-orang yang memiliki tempat di hati, menjadi sebuah definisi kebahagiaan yang begitu sempurna, setidaknya sempurna dalam versi saya. Tulisan inipun saya buat sesaat setelah saya menyadarinya.

Pantai Watu Kodok, saat itu menjadi tempat pilihan saya untuk menghabiskan waktu dan melihat matahari terbenam. Pantainya terlihat begitu sepi, karena saya berkunjung pada hari Senin, hari saat semua orang lebih memilih untuk bekerja daripada mengambil waktu untuk pergi ke destinasi. Pantai ini terletak bersebelahan dengan Pantai Sepanjang, hanya disekat oleh sebuah tebing tinggi. Saat itu, tidak banyak yang mengunjnuginya. Hanya ada saya dan sahabat saya, beberapa warga lokal yang sedang melakukan aktivitasnya, serta 5 wisatawana lokal yang juga berkunjung ke kawasan pantai. Bila dipandang dari faktor aksesbilitasnya, pantai Watu Kodok memang sedikit sulit untuk dijangkau. Jalan masuknyapun juga begitu terjal dan curam. Mungkin, faktor-faktor tersebut jugalah yang membuat pantai ini memiliki jumlah pengunjung yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan pantai Sepanjang. Namun, hal tersebut lantas tidak membuat saya kemudian menyesali perjalanan yang telah saya tempuh. Bagi saya, akan ada 1000 alasan dimana saya selalu mampu menghargai perjalanan-perjalanan yang telah saya lakukan di pantai manapun.
Pantai Watu Kodok tergolong cukup menarik, memiliki pasir putih dengan bukit-bukit di sudut kanan-kirinya menambah daya tarik dari pantai. Biaya retribusi tiket destinasinya tergolong cukup murah, yaitu 10.000 rupiah per orang. Jika kamu menaiki kendaraan bermotor roda dua, kamu cukup membayar sejumlah 2000 rupiah unruk retribusi parkir. Bila kamu merasa haus, maka minum air kelapa di tepi pantai dapat menjadi sebuah pilihan yang menarik. Harga air kelapa utuh juga dibanderol cukup murah, yaitu 10.000 rupiah. Maka menjadi pilihan yang tepat saat kamu memasukkan pantai Watu Kodok ke daftar destinasi yang layak kamu kunjungi nantinya

Setelah melakukan beberapa perjalanan di tempat-tempat menarik, saya mampu mengambil kesimpulan bahwa melakukan perjalanan di hari-hari selain akhir pekan maupun hari libur merupakan sebuah pilihan yang terbaik. Hal tersebut mampu membuatmu melihat dan menikmati setiap sudut indah yang terdapat di destinasi tanpa harus terganggu oleh kepadatan wisatawan. Selain itu, membawa alat musik sederhana seperti gitar atau sekedar menyalakan lagu dari smartphone kamu, mampu menambah ketenangan dan kesyahduan suasana senja di tepi pantai.
Senja dan pantai memang selalu memiliki cara tersendiri untuk memikat hati saya. Untuk selalu kembali, dan kembali lagi.
Yogyakarta, 12 September2017
Oleh Priscila Trivian
a Dewi
Comments
Post a Comment